1.
Definisi Karangan Argumentasi
Argumentasi
adalah tulisan yang bertujuan menyakinkan atau membujuk pembaca tentang pendapat
atau penyataan penulis (Semi, 2003:47). Menurut Widyamartaya
(1992:910), argumentasi bertujuan menyampaikan gagasan berupa data,
bukti hasil penalaran, dan sebagainya dengan maksud untuk menyakinkan pembaca
tentang kebenaran pendirian atau kesimpulan pengarang atau untuk memperoleh
kesepakatan pembaca tentang maksud pengarang. Tujuan utama karangan ini adalah
untuk menyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu dokrin, sikap, dan
tingkah laku tertentu.
Menurut Suparmi, (1986: 94)
karangan argumentasi adalah karangan yang tujuannya
meyakinkan pembaca, mengajak bahkan mempengaruhi pembaca agar mau berbuat
sesuatu seperti kemauan penulis.
Keraf (1985: 3) menyatakan, karangan
argumentasi adalah “suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi
sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak
sesuai dengan apa yang diinginkan penulis atau pengarang”.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,
karangan argumentasi adalah usaha yang kita lakukan untuk mempengaruhi orang
lain, agar mereka mau bertindak sesuai dengan yang kita kehendaki.
2.
Ciri-ciri Karangan Argumentasi
1) Berusaha meyakinkan pembaca akan
kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca.
2) Pembuktian dilengkapi dengan data,
fakta, grafik,
tabel, atau gambar.
3) Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca.
4) Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan
menjauhkan subjektivitas.
5) Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan
bermacam-macam pola pembuktian.
6) Menggali sumber ide dari pengamatan,
pengalaman, dan penelitian.
7) Penutup berisi kesimpulan.
8) Ada pernyataan, ide, atau pendapat
yang dikemukakan penulisnya.
9) Alasan, data, atau fakta yang
mendukung.
10) Pembenaran berdasarkan data dan
fakta yang disampaikan.
3.
Contoh Wacana
HARI PEREMPUAN
INTERNASIONAL
Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap
tanggal 8 Maret oleh kaum perempuan di seluruh belahan dunia merupakan sebuah
kemenangan gerakan perempuan dalam memperjuangkan hak-hak sosial, kesetaraan
kaum perempuan, penghormatan terhadap perjuangan hak-hak asasi perempuan
dan mendorong perjuangan hak suara perempuan di seluruh dunia, karena seorang
perempuan kerap diambil hak-hak kemanusiaannya.
Hari
perempuan sedunia sesungguhnya merupakan kisah perempuan biasa yang menoreh
catatan sejarah sebuah perjuangan berabad-abad lamanya untuk dapat
berpartisipasi dalam masyarakat, seperti kaum laki-laki. Mereka menuntut
keadilan dan kesejahteraan dalam segala aspek tanpa batas gender.
Hari
Perempuan Internasional menyandang dimensi global yang baru bagi kaum perempuan
baik di negara maju maupun negara-negara berkembang. Dalam lingkup dunia, perampasan hak dan kekerasan masih menjadi
mimpi buruk bagi sebagian kaum perempuan di beberapa negara, khususnya di
negara yang sedang bergolak seperti perang dan penjajahan. Sebagai contoh di
Palestina, akibat invasi dan arogansi negara Israel telah menjadikan perempuan
dan anak-anak sebagai korban mayoritas.
Sekalipun
penindasan tersebut dilakukan secara terang-terangan, namun perhatian dari
lembaga dunia, dalam hal ini PBB, amatlah kecil bahkan cenderung tak mau ambil
pusing. Mereka tahu perempuan di Palestina mengalami penindasan demi
penindasan, tapi ternyata mengambil sikap sebagai pembela hak kaum perempuan
belum menjadi prioritas mereka. Sungguh ironi, di tengah gegap gempita semarak
hari perempuan sedunia, masih ada penindasan yang dilakukan terhadap kaum
wanita tanpa ada pembelaan yang berarti.
Sedangkan
untuk lingkup Indonesia, bersyukurlah bangsa kita yang memiliki akar budaya yang
tidak membatasi peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Budaya
ini sedikit banyak dipengaruhi oleh agama dan kultur masyarakat yang dibawa
oleh nenek moyang kita.
Namun di
lain sisi, perempuan Indonesia justru perlu memberikan jawaban yang kongkrit
dengan suatu wujud yang nyata dalam memberi kontribusi terhadap maju mundurnya
bangsa dan negara.
Mungkin
kalau dilihat dari beberapa wanita yang terlibat dalam geliat politik di
tingkat nasional terlihat cukup banyak, tetapi kalau kita mau turun sampai ke
akar rumput, ternyata kondisinya belum optimal. Hanya beberapa gelintir
perempuan yang mau dan sadar untuk terlibat dalam pergolakan politik. Sebagian
besar hanya terlibat karena dibutuhkan sebagai pelengkap dalam organisasi
politik.
Bidang
politik dan ekonomi adalah satu media atau sarana dan tempat terdepan dalam
memberi pengaruh bagi maju dan mundurnya bangsa. Banyak hal yang mampu dikuasai
atau menjadi target politik. Satu yang terbesar adalah mengendalikan
pemerintahan Negara Republik Indonesia, dan dalam hal ini, bisa saja di lakukan
oleh kaum laki-laki ataupun perempuan.
Mereka
harusnya melihat sampai seberapa besarkah peran perempuan terutama bila
diperhitungkan dari prosentase yang aktif terlibat di dalamnya. Termasuk bidang
bisnis dan beberapa yang lain seperti bidang politik. Bukankah perempuan
Indonesia jumlahnya lebih banyak dari pria.
Kalau kita
melihat di lapangan, Peran perempuan belum begitu tampak dalam perkembangan
bangsa ini. Mereka lebih banyak berperan dalam bidang-bidang yang kecil dan
sederhana, meskipun kita tidak boleh memandang remeh terhadap hal tersebut.
Misalnya hanya sebagai ibu rumah tangga, TKW, pembantu rumah tangga dan
buruh-buruh di pabrik.
Peran yang
tak tampak ini bisa jadi menjadi sisi yang senantiasa disorot oleh banyak
pihak. Bukannya tanpa peran, tetapi kaum perempuan, khususnya di Indonesia
justru lebih banyak bergerak dalam ranah-ranah yang jarang terekspos oleh media
ataupun terpantau oleh lembaga pemerintahan. Padahal pada aspek tersebut, peran
strategis yang diberikan kaum perempuan sama perannya dengan kaum laki-laki.
Tak bisa
kita bayangkan jika kaum perempuan secara massal menghentikan kerja dan
aktifitas strategisnya tentu akan berpengaruh terhadap stabilitas negara.
Mereka yang duduk di posisi strategis baik yang tampak ataupun tidak, harus
diakui telah memiliki peran yang tak bisa dianggap remeh.
Saya
berharap kepada para perempuan dimanapun ia mengaktualisasikan dirinya,
hendaknya dapat memberikan yang terbaik dari yang dimilikinya, tak peduli
apakah sepak terjangnya akan ditulis dalam tinta emas ataupun terlupakan oleh
sejarah, karena bagi kaum perempuan pengabdian dan dedikasi adalah sebuah
kerja nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar