Senin, 07 Januari 2013

KARANGAN ARGUMENTASI


1.      Definisi Karangan Argumentasi
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan menyakinkan atau membujuk pembaca tentang pendapat atau penyataan penulis (Semi, 2003:47). Menurut Widyamartaya (1992:910), argumentasi bertujuan menyampaikan gagasan berupa data, bukti hasil penalaran, dan sebagainya dengan maksud untuk menyakinkan pembaca tentang kebenaran pendirian atau kesimpulan pengarang atau untuk memperoleh kesepakatan pembaca tentang maksud pengarang. Tujuan utama karangan ini adalah untuk menyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu dokrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.
Menurut Suparmi, (1986: 94) karangan argumentasi adalah karangan yang tujuannya meyakinkan pembaca, mengajak bahkan mempengaruhi pembaca agar mau berbuat sesuatu seperti kemauan penulis.
Keraf (1985: 3) menyatakan, karangan argumentasi adalah “suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis atau pengarang”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, karangan argumentasi adalah usaha yang kita lakukan untuk mempengaruhi orang lain, agar mereka mau bertindak sesuai dengan yang kita kehendaki.
2.      Ciri-ciri Karangan Argumentasi
1)      Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca.
2)      Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, atau gambar.
3)      Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca.
4)      Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas.
5)      Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian.
6)      Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
7)      Penutup berisi kesimpulan.
8)      Ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya.
9)      Alasan, data, atau fakta yang mendukung.
10)  Pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.
3.      Contoh Wacana
HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL
Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap tanggal 8 Maret oleh kaum perempuan di seluruh belahan dunia merupakan sebuah kemenangan gerakan perempuan dalam memperjuangkan hak-hak sosial, kesetaraan kaum perempuan, penghormatan terhadap perjuangan hak-hak asasi perempuan dan mendorong perjuangan hak suara perempuan di seluruh dunia, karena seorang perempuan kerap diambil hak-hak kemanusiaannya. 
Hari perempuan sedunia sesungguhnya merupakan kisah perempuan biasa yang menoreh catatan sejarah sebuah perjuangan berabad-abad lamanya untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat, seperti kaum laki-laki. Mereka menuntut keadilan dan kesejahteraan dalam segala aspek tanpa batas gender.
Hari Perempuan Internasional menyandang dimensi global yang baru bagi kaum perempuan baik di negara maju maupun negara-negara berkembang. Dalam lingkup dunia, perampasan hak dan kekerasan masih menjadi mimpi buruk bagi sebagian kaum perempuan di beberapa negara, khususnya di negara yang sedang bergolak seperti perang dan penjajahan. Sebagai contoh di Palestina, akibat invasi dan arogansi negara Israel telah menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai korban mayoritas.
Sekalipun penindasan tersebut dilakukan secara terang-terangan, namun perhatian dari lembaga dunia, dalam hal ini PBB, amatlah kecil bahkan cenderung tak mau ambil pusing. Mereka tahu perempuan di Palestina mengalami penindasan demi penindasan, tapi ternyata mengambil sikap sebagai pembela hak kaum perempuan belum menjadi prioritas mereka. Sungguh ironi, di tengah gegap gempita semarak hari perempuan sedunia, masih ada penindasan yang dilakukan terhadap kaum wanita tanpa ada pembelaan yang berarti.
Sedangkan untuk lingkup Indonesia, bersyukurlah bangsa kita yang memiliki akar budaya yang tidak membatasi peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Budaya ini sedikit banyak dipengaruhi oleh agama dan kultur masyarakat yang dibawa oleh nenek moyang kita.
Namun di lain sisi, perempuan Indonesia justru perlu memberikan jawaban yang kongkrit dengan suatu wujud yang nyata dalam memberi kontribusi terhadap maju mundurnya bangsa dan negara.
Mungkin kalau dilihat dari beberapa wanita yang terlibat dalam geliat politik di tingkat nasional terlihat cukup banyak, tetapi kalau kita mau turun sampai ke akar rumput, ternyata kondisinya belum optimal. Hanya beberapa gelintir perempuan yang mau dan sadar untuk terlibat dalam pergolakan politik. Sebagian besar hanya terlibat karena dibutuhkan sebagai pelengkap dalam organisasi politik.
Bidang politik dan ekonomi adalah satu media atau sarana dan tempat terdepan dalam memberi pengaruh bagi maju dan mundurnya bangsa. Banyak hal yang mampu dikuasai atau menjadi target politik. Satu yang terbesar adalah mengendalikan pemerintahan Negara Republik Indonesia, dan dalam hal ini, bisa saja di lakukan oleh kaum laki-laki ataupun perempuan.
Mereka harusnya melihat sampai seberapa besarkah peran perempuan terutama bila diperhitungkan dari prosentase yang aktif terlibat di dalamnya. Termasuk bidang bisnis dan beberapa yang lain seperti bidang politik. Bukankah perempuan Indonesia jumlahnya lebih banyak dari pria.
Kalau kita melihat di lapangan, Peran perempuan belum begitu tampak dalam perkembangan bangsa ini. Mereka lebih banyak berperan dalam bidang-bidang yang kecil dan sederhana, meskipun kita tidak boleh memandang remeh terhadap hal tersebut. Misalnya hanya sebagai ibu rumah tangga, TKW, pembantu rumah tangga dan buruh-buruh di pabrik.
Peran yang tak tampak ini bisa jadi menjadi sisi yang senantiasa disorot oleh banyak pihak. Bukannya tanpa peran, tetapi kaum perempuan, khususnya di Indonesia justru lebih banyak bergerak dalam ranah-ranah yang jarang terekspos oleh media ataupun terpantau oleh lembaga pemerintahan. Padahal pada aspek tersebut, peran  strategis yang diberikan kaum perempuan sama perannya dengan kaum laki-laki.
Tak bisa kita bayangkan jika kaum perempuan secara massal menghentikan kerja dan aktifitas strategisnya tentu akan berpengaruh terhadap stabilitas negara. Mereka yang duduk di posisi strategis baik yang tampak ataupun tidak, harus diakui telah memiliki peran yang tak bisa dianggap remeh.
Saya berharap kepada para perempuan dimanapun ia mengaktualisasikan dirinya, hendaknya dapat memberikan yang terbaik dari yang dimilikinya, tak peduli apakah sepak terjangnya akan ditulis dalam tinta emas ataupun terlupakan oleh sejarah, karena bagi kaum perempuan pengabdian dan dedikasi adalah sebuah  kerja nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar