Selasa, 17 April 2012

Model Pembelajaran Berbicara


MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI

Pengajaran berbicara sebagai salah satu usaha meningkatkan kemampuan berbahasa lisan di tingkat sekolah menengah pertama, saya menggunakan teknik pengajaran berbicara yaitu teknik cerita berantai. Teknik cerita berantai ini mampu mengajak siswa untuk berbicara. Dengan teknik ini, siswa termotivasi untuk berbicara di depan kelas. Siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Di samping itu, diharapkan pula agar siswa mempunyai keberanian dalam berkomunikasi.
Menurut Tarigan (1990), “Penerapan teknik cerita berantai ini dimaksudkan untuk membangkitkan keberanian siswa dalam berbicara. Jika siswa telah menunjukkan keberanian, diharapkan kemampuan berbicaranya menjadi meningkat.”
Teknik cerita berantai bisa dimulai dari seorang siswa yang menerima informasi dari guru, kemudian siswa tadi membisikkan informasi itu kepada teman lain, dan teman yang telah menerima bisikan meneruskannya kepada teman yang lain lagi. Begitulah seterusnya.
Pada akhir kegiatan akan dievaluasi, yaitu: siswa yang mana yang menerima informasi yang benar atau salah. Siswa yang salah menerima informasi tentu akan salah pula menyampaikan informasi kepada orang lain. Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa itu benar tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu, diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk menilai keberhasilan teknik cerita berantai ini.
Menurut Nuraeni (2002), “Berbicara adalah proses penyampaian informasi dari pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pendengar sebagai akibat dari informasi yang diterimanya.”
Tarigan (1990) berpendapat bahwa teknik cerita berantai adalah salah satu teknik dalam pengajaran berbicara yang menceritakan suatu cerita kepada siswa pertama, kemudian siswa pertama menceritakan kepada siswa kedua, dan seterusnya kemudian cerita tersebut diceritakan kembali kepada siswa yang pertama.
Menurut Tarigan (1990), cerita berantai dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Guru menyusun suatu cerita yang dituliskan dalam sehelai kertas.
2.    Cerita itu kemudian dibaca dan dihapalkan oleh siswa.
3.    Siswa pertama menceritakan cerita tersebut, tanpa melihat teks, kepada siswa kedua.
4.    Siswa kedua menceritakan cerita itu kepada siswa ketiga.
5.    Siswa ketiga menceritakan kembali cerita itu kepada siswa pertama.
6.    Sewaktu siswa ketiga bercerita suaranya direkam.
7.    Guru menuliskan isi rekaman siswa ketiga di papan tulis.
8.    Hasil rekaman diperbandingkan dengan teks asli cerita.
Untuk menerapkan teknik cerita berantai diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Guru menyiapkan sehelai kertas yang bertuliskan pesan (kurang lebih satu atau tiga kalimat) yang akan disampaikan kepada siswa.
2.    Pesan yang hendak disampaikan guru menyangkut kejadian-kejadian yang cukup menarik dan berarti bagi siswa. Misalnya: cara meningkatkan hasil belajar, penerapan disiplin diri, atau motivasi belajar.
3.    Siswa yang duduk di depan menerima pesan dari guru dan meneruskannya kepada siswa yang duduk di sebelahnya. Kegiatan ini dilakukan siswa di depan kelas sambil berdiri.
4.    Siswa yang telah menerima pesan meneruskannya kembali kepada siswa lain. Kegiatan ini dilakukan sampai pada tiga orang siswa saja.  Kemudian siswa ketiga menceritakan isi cerita kepada siswa pertama.
5.    Guru dan siswa membandingkan isi cerita siswa pertama dengan ketiga.
Manfaat penggunaan teknik cerita berantai dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa, antara lain:
1.    Pembelajaran berlangsung lebih efektif.
2.    Keaktifan siswa lebih meningkat.
3.    Terjadi interaksi yang positif antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.
4.    Proses pembelajaran berjalan lebih terarah dan lebih menarik.
Di samping manfaat di atas, penerapan teknik cerita berantai menurut hasil temuan di lapangan memiliki beberapa kendala dan hambatan, seperti:
1.    Waktu yang tersedia kurang mencukupi.
2.    Memerlukan kecermatan dalam memberikan penilaian.
3.    Kalimat yang panjang lebih dari tiga kalimat masih sulit untuk disimak.
Pembentukan kelompok dalam menerapkan teknik cerita berantai dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk  berbicara  dan sekaligus menyimak bahan pembicaraan.
Pada waktu siswa menyimak pesan, tampak siswa saling mengingatkan dengan sesama anggota kelompok.  Ini dilakukan agar siswa tidak keliru menyampaikan isi bahan simakan. Fenomena ini membuat siswa harus dapat menyimak dengan teliti, sebab siswa takut sekali akan membuat kesalahan dalam menyampaikan isi bahan simakan pada saat ia disuruh untuk berbicara.
Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya guru untuk menarik perhatian, minat, dan motivasi siswa sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan ketelitian siswa pada waktu akan menyampaikan isi bahan simakan di depan kelas.

1 komentar:

  1. Vocaloid on YouTube: This was never a dreamt! - Vocaloid
    on YouTube: This was never a dreamt! is the ultimate youtube to mp3 platform for video games, from the likes of Arcade, Virtua Racing, and

    BalasHapus