MODEL
PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI
Pengajaran berbicara sebagai salah satu usaha
meningkatkan kemampuan berbahasa lisan di tingkat sekolah menengah pertama,
saya menggunakan teknik pengajaran berbicara yaitu teknik cerita berantai.
Teknik cerita berantai ini mampu mengajak siswa untuk berbicara. Dengan teknik
ini, siswa termotivasi untuk berbicara di depan kelas. Siswa dirangsang untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Di samping itu, diharapkan
pula agar siswa mempunyai keberanian dalam berkomunikasi.
Menurut Tarigan (1990), “Penerapan teknik cerita
berantai ini dimaksudkan untuk membangkitkan keberanian siswa dalam berbicara.
Jika siswa telah menunjukkan keberanian, diharapkan kemampuan berbicaranya
menjadi meningkat.”
Teknik cerita berantai bisa dimulai dari seorang siswa
yang menerima informasi dari guru, kemudian siswa tadi membisikkan informasi
itu kepada teman lain, dan teman yang telah menerima bisikan meneruskannya
kepada teman yang lain lagi. Begitulah seterusnya.
Pada akhir kegiatan akan dievaluasi, yaitu: siswa yang
mana yang menerima informasi yang benar atau salah. Siswa yang salah menerima
informasi tentu akan salah pula menyampaikan informasi kepada orang lain.
Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang diterima oleh siswa itu benar
tetapi mereka keliru menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu,
diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru untuk menilai keberhasilan
teknik cerita berantai ini.
Menurut Nuraeni (2002), “Berbicara adalah proses
penyampaian informasi dari pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi
perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pendengar sebagai akibat dari
informasi yang diterimanya.”
Tarigan (1990) berpendapat bahwa teknik cerita
berantai adalah salah satu teknik dalam pengajaran berbicara yang menceritakan
suatu cerita kepada siswa pertama, kemudian siswa pertama menceritakan kepada
siswa kedua, dan seterusnya kemudian cerita tersebut diceritakan kembali kepada
siswa yang pertama.
Menurut Tarigan (1990), cerita berantai dapat
diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru
menyusun suatu cerita yang dituliskan dalam sehelai kertas.
2. Cerita itu
kemudian dibaca dan dihapalkan oleh siswa.
3. Siswa
pertama menceritakan cerita tersebut, tanpa melihat teks, kepada siswa kedua.
4. Siswa kedua
menceritakan cerita itu kepada siswa ketiga.
5. Siswa ketiga
menceritakan kembali cerita itu kepada siswa pertama.
6. Sewaktu
siswa ketiga bercerita suaranya direkam.
7. Guru
menuliskan isi rekaman siswa ketiga di papan tulis.
8. Hasil
rekaman diperbandingkan dengan teks asli cerita.
Untuk menerapkan teknik cerita berantai diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru
menyiapkan sehelai kertas yang bertuliskan pesan (kurang lebih satu atau tiga
kalimat) yang akan disampaikan kepada siswa.
2. Pesan yang
hendak disampaikan guru menyangkut kejadian-kejadian yang cukup menarik dan
berarti bagi siswa. Misalnya: cara meningkatkan hasil belajar, penerapan disiplin
diri, atau motivasi belajar.
3. Siswa yang
duduk di depan menerima pesan dari guru dan meneruskannya kepada siswa yang
duduk di sebelahnya. Kegiatan ini dilakukan siswa di depan kelas sambil
berdiri.
4. Siswa yang
telah menerima pesan meneruskannya kembali kepada siswa lain. Kegiatan ini
dilakukan sampai pada tiga orang siswa saja. Kemudian siswa ketiga
menceritakan isi cerita kepada siswa pertama.
5. Guru dan
siswa membandingkan isi cerita siswa pertama dengan ketiga.
Manfaat penggunaan teknik cerita berantai dalam
meningkatkan keterampilan berbicara siswa, antara lain:
1. Pembelajaran
berlangsung lebih efektif.
2. Keaktifan
siswa lebih meningkat.
3. Terjadi
interaksi yang positif antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.
4. Proses
pembelajaran berjalan lebih terarah dan lebih menarik.
Di samping manfaat di atas, penerapan teknik cerita
berantai menurut hasil temuan di lapangan memiliki beberapa kendala dan
hambatan, seperti:
1. Waktu yang
tersedia kurang mencukupi.
2. Memerlukan
kecermatan dalam memberikan penilaian.
3. Kalimat yang
panjang lebih dari tiga kalimat masih sulit untuk disimak.
Pembentukan kelompok dalam menerapkan teknik cerita
berantai dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk
berbicara dan sekaligus menyimak bahan pembicaraan.
Pada waktu siswa menyimak pesan, tampak siswa saling
mengingatkan dengan sesama anggota kelompok. Ini dilakukan agar siswa
tidak keliru menyampaikan isi bahan simakan. Fenomena ini membuat siswa harus
dapat menyimak dengan teliti, sebab siswa takut sekali akan membuat kesalahan
dalam menyampaikan isi bahan simakan pada saat ia disuruh untuk berbicara.
Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya guru
untuk menarik perhatian, minat, dan motivasi siswa sehingga pada akhirnya dapat
menciptakan keaktifan dan ketelitian siswa pada waktu akan menyampaikan isi
bahan simakan di depan kelas.
Vocaloid on YouTube: This was never a dreamt! - Vocaloid
BalasHapuson YouTube: This was never a dreamt! is the ultimate youtube to mp3 platform for video games, from the likes of Arcade, Virtua Racing, and