PENGAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVMENT DIVISION (STAD)
BAGI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS
Proses
belajar mengajar bahasa Indonesia dituntut untuk menghasilkan lulusan yang
terampil berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Jadi, guru
bahasa indonesia memikul tanggung jawab, yaitu menciptakan siswa yang terampil
berbahasa dan mampu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dalam draf
kurikulum 2006 Sandar Kompetensi mata pelajaran bahasa indonesia untuk SMP/MTs
(hal.3), diuraikan bahwa tujuan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia,
salah satu diantaranya adalah sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dalam pemakaian Bahasa Indonesia untuk berbagai keperluan
(Depdiknas, 2006).
Sebagai
acuan proses pembelajaran bahasa Indonesia yang secara ideal harus mencetak
lulusan yang terampil berbahasa, orientasi akhir dari proses pembelajaran
bahasa (kurikulum 2006) mengarah pada penguasaan empat keterampilan berbahasa,
yaitu (1) mendengarkan, (2) berbicara, (3) membaca, (4) menulis.
Dari
keempat keterampilan berbahasa tersebut, menurut Alwasilah (2003), keterampilan
menulislah yang sampai saat ini perkembangannya masih rendah. Dengan kata lain
masyarakat Indonesia belum banyak berkarya tulis. Hal ini tentu saja disebabkan
oleh masih rendahnya minat dan kemampuan menulis pada masyarakat kita. Padahal
banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan menulis.
Model
Mengajar
Menurut
Joyce dan Weil (2000:1) model mengajar ialah suatu rencana atau pola yang
digunkan dalam melaksanakan kurikulum, menyusun materi pengajaran, dan memberi
arah pembelajaran di kelas atau pun lainnya.
Joyce
dan Weil (2000:9) mengelompokan model mengajar menjadi 4 yaitu: (1) Model
pemprosesan informasi yaitu model mengajar yang menjelaskan bagaimana cara
individu memberi respons yang datang dari lingkungannya, dengan cara
mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana
pemecahan masalah, serta penggunaan simbol-simbol verbal dan non verbal. (2)
model pribadi, berorientasi kepada perkembangan diri individu. (3) model interaksi sosial, mengutamakan
hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain, dan memusatkan
perhatiannya kepada proses realita yang ada dan dipandang sebagai negosiasi
sosial. (4) model prilaku, dibangun atas
dasar teori yang umum, yaitu kerangka teori prilaku. Karakteristik setiap model
pengajaran ditandai oleh unsur-unsur (1) orientasi model, (2) model mengajar,
dengan unsur-unsur sebagai berikut: (a) urutan kegiatan, (b) sistem sosial, (c)
prinsip reaksi, (d) sistem penunjang, (3) penerapan, (4) dampak intruksional
dan penyerta (Joyce dan Weil, 2000:14). Unsur-unsur di atas merupakan hal yang
harus ada dalam setiap model pembelajaran.
Psikologi
Belajar Bahasa
Perkembangan
ilmu psikologi berpengaruh pada perkembangan metode pembelajaran bahasa.
Sedikitnya ada teori psikologi belajar yang meramaikan pencarian metode terbaik
dalam pengjaran bahasa, yaitu teori behavioristik dan teori kogninif.
1.
Teori Behavioristik
Prinsip
teori behavioristik relatif sederhana, yakni suatu pandangan mengenai prilaku
belajar yang kuncinya adalah peniruan model. Titik sentral kegiatannya terletak
pada proses penyempurnaan latihan untuk membentuk kebiasaan. Menurut para behavioris,
suatu kebiasaan terbentuk apabila suatu jawaban pada rangsangan secara
konsisten diberikan hadiah. Urutannya yaitu, stimulus, response, reinforcement, yang dalam psikologi
behaviorisme disebut pembiasaan yang membuahkan hasil.
(Nike Wijayanti B.Indo B.4 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar