Rabu, 07 Maret 2012

Tugas Rangkuman



PENGAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
 ACHIEVMENT DIVISION (STAD)
BAGI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS
Proses belajar mengajar bahasa Indonesia dituntut untuk menghasilkan lulusan yang terampil berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Jadi, guru bahasa indonesia memikul tanggung jawab, yaitu menciptakan siswa yang terampil berbahasa dan mampu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dalam draf kurikulum 2006 Sandar Kompetensi mata pelajaran bahasa indonesia untuk SMP/MTs (hal.3), diuraikan bahwa tujuan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, salah satu diantaranya adalah sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pemakaian Bahasa Indonesia untuk berbagai keperluan (Depdiknas, 2006).
Sebagai acuan proses pembelajaran bahasa Indonesia yang secara ideal harus mencetak lulusan yang terampil berbahasa, orientasi akhir dari proses pembelajaran bahasa (kurikulum 2006) mengarah pada penguasaan empat keterampilan berbahasa, yaitu (1) mendengarkan, (2) berbicara, (3) membaca, (4) menulis.
Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut, menurut Alwasilah (2003), keterampilan menulislah yang sampai saat ini perkembangannya masih rendah. Dengan kata lain masyarakat Indonesia belum banyak berkarya tulis. Hal ini tentu saja disebabkan oleh masih rendahnya minat dan kemampuan menulis pada masyarakat kita. Padahal banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan menulis.
Model Mengajar
Menurut Joyce dan Weil (2000:1) model mengajar ialah suatu rencana atau pola yang digunkan dalam melaksanakan kurikulum, menyusun materi pengajaran, dan memberi arah pembelajaran di kelas atau pun lainnya.
Joyce dan Weil (2000:9) mengelompokan model mengajar menjadi 4 yaitu: (1) Model pemprosesan informasi yaitu model mengajar yang menjelaskan bagaimana cara individu memberi respons yang datang dari lingkungannya, dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah, serta penggunaan simbol-simbol verbal dan non verbal. (2) model pribadi, berorientasi kepada perkembangan diri individu.  (3) model interaksi sosial, mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain, dan memusatkan perhatiannya kepada proses realita yang ada dan dipandang sebagai negosiasi sosial.  (4) model prilaku, dibangun atas dasar teori yang umum, yaitu kerangka teori prilaku. Karakteristik setiap model pengajaran ditandai oleh unsur-unsur (1) orientasi model, (2) model mengajar, dengan unsur-unsur sebagai berikut: (a) urutan kegiatan, (b) sistem sosial, (c) prinsip reaksi, (d) sistem penunjang, (3) penerapan, (4) dampak intruksional dan penyerta (Joyce dan Weil, 2000:14). Unsur-unsur di atas merupakan hal yang harus ada dalam setiap model pembelajaran.
Psikologi Belajar Bahasa
Perkembangan ilmu psikologi berpengaruh pada perkembangan metode pembelajaran bahasa. Sedikitnya ada teori psikologi belajar yang meramaikan pencarian metode terbaik dalam pengjaran bahasa, yaitu teori behavioristik dan teori kogninif.
1. Teori Behavioristik
Prinsip teori behavioristik relatif sederhana, yakni suatu pandangan mengenai prilaku belajar yang kuncinya adalah peniruan model. Titik sentral kegiatannya terletak pada proses penyempurnaan latihan untuk membentuk kebiasaan. Menurut para behavioris, suatu kebiasaan terbentuk apabila suatu jawaban pada rangsangan secara konsisten diberikan hadiah. Urutannya yaitu, stimulus, response, reinforcement, yang dalam psikologi behaviorisme disebut pembiasaan yang membuahkan hasil.

(Nike Wijayanti B.Indo B.4 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar